Etika (yunani Ethos) diterjemahkan dengan “kebiasaan baik”. Orang yang mempunyai etika, berarti tahu “etiket” atau kenal “sopan santun”. Sebagai manusia karir maka kita harus “berpikir kritis, santun berkarya”, karena banyak orang ingin sukses tapi tidak santun. Ada pemimpin juga orang pintar, karena pribadinya tidak santun maka sulit diterima keberadaannya.
Relevansi “etiket”, “sopan santun”, atau “tata krama”, yaitu cara hidup, kebiasaan yang baik, yang tidak dapat dilepaskan dari pembawaan batiniah (motif yang terungkap dalam tingkah laku yang dapat diamati). Susila yang dituntut Alkitab terkait dengan hati manusia, sebab dari situlah terpancar kehidupan, dan Allah mengetahui hatimu (Am. 4:23; 23:7; Mrk. 7:18-21; Luk. 16:15). Perintah-perintah Allah sering dalam rangka tuntutan akan tindakan nyata atau terlarang, tetapi jangan menganggap bahwa perintah-perintah itu hanya memperhatikan tindakan lahiria saja (Mat. 5:28; 13:9-10).
Dewasa ini, kehidupan manusia semakin hiruk pikuk dengan ketidak aturan, ketidak tertiban, berbicara semau hatinya, suka menyinggung dan melukai perasaan sesama, pelanggar hukum (peraturan) tidak dihukum, atau perundang-undangan tidak lagi dipedomani, berbagai larangan di tempat-tempat umum dan di jalan raya hanya dilihat sebelah mata. Perlakuan seperti ini menandakan manusia sekarang sedang dilanda “krisis etika dan moral”. Semua lebel etiket hanya dianggap sebagai slogan yang tak berarti dan tidak bermanfaat. Sikap seperti ini akibat manusia ingin kesewenang-wenangan, merasa dirinya lebih hebat, merasa dirinya tidak perlu diatur, manusia ingin melepaskan dirinya dari keterikatan yang biasa baik dalam ruang lingkup pribadi oleh kebanyakan orang.
Manusia tanpa etiket, hanya menciptakan manusia menjadi serigala atas sesamanya. Kita membayangkan peristiwa apa yang bakal kita saksikan bila manusia tidak lagi memiliki jiwa, pikiran yang baik, yang beradab, yang tahu akan aturan dan ketentuan yang berlaku baik dalam ruang lingkup pribadi, maupun dalam sosial kemasyarakatan.
Karena itu, cintailah etiket, dan jadikanlah sebagai nilai hidup yang tak boleh dipandang sebelah mata, apalagi diabaikan, agar hidup kita aman, tertib, adil dan sejahtera.
Apakah “politik” itu? Politik (plotics) adalah suatu usaha untuk mencapai masyarakat politik (polity) yang terbaik. Di dalam polity semacam itu manusia akan hidup bahagia karena memiliki peluang untuk mengembangkan bakat, hidup dengan rasa kemasyarakatan yang akrab, dan hidup dalam suasana moralitas yang tinggi. Tetapi tak dapat disangkal bahwa dalam pelaksanaannya, kegiatan politik, disamping segi-segi yang bai, juga mencakup segi-segi negatif. Halini disebabkan karena politik, bagaimana pun juga, mencerminkan tabiat manusia, baik naluri yang baik, maupun naluri yang buruk. Tak perlu heran kalau dalam realitas sehari-hari kita acapkali berhadapan dengan banyak kegiatan yang tak terpuji, seperti perebutan kuasa, takhta dan harta.
Etika politik adalah ilmu yang digunakan untuk mengamati perilaku para elit politik, baik secara perorangan maupun kelompok.
Tugas:
Ø Catat materi yang ada
Ø Setelah catat foto dan kirim melalui nomor WA guru Mata Pelajaran Etika Kristen.
( 085338379978)
Tuhan Yesus Memberkati
Comments