top of page
simriyabestasuib

Pertemuan 3. Etika Pendidikan dan Krisis Moral

Ketika berbicara soal pendidikan dan krisis moral, Tilaar salah seorang pakar pendidikan menyatakan bahwa pendidikan di Indonesia dilingkupi oleh beberapa persoalan, yaitu:

1. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pemerataan kualitas pendidikan

2. Menurunnya akhlak dan moral peserta didik

Disebabkan perubahan hidup, menyebabkan longgarnya ikatan-ikatan moral kehidupan yang mempengaruhi pula kehidupan generasi muda.Pembinaan etnik dan moral generasi muda haruslah dimulai dari keluarga, di dalam sekolah/di dalam masyarakat. Penerapan disiplin nasional secara tuntas dan konsekuen haruslah dilaksanakan di dalam setiap lingkungan pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat).

3. Rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang dan jenis pendidikan

4. Masih rendahnya efisiensi internal sistem pendidikan

5. Kelembagaan pendidikan dan pelatihan Dewasa ini kita lihat kelembagaan pendidikan dan pelatihan sangat kaku dan simpang siur.

6. Manajemen pendidikan dan pelatihan nasional yang belum sejalan dengan manajemen pembangunan nasional

7. Sumber daya manusia (SDM) yang belum profesional.

Dalam dunia pendidikan sangat ditekankan pola hidup yang beretika dan penanaman nilai-nilai budaya yang baik, tetapi di lingkungan masyarakat sebagai tempat atau lapangan pendidikan itu dipraktikkan tidak memberikan sebuah teladan yang baik, sehingga memberikan pengaruh yang tidak baik dalam bagi kehidupan peserta didik. Dengan demikian, terjadilah krisis moral yang merusak kehidupan dan pola hidup peserta didik. Krisis moral yang dialami baik oleh pendidik maupun yang dididik akan menyebabkan persoalan yang sama seperti diungkapkan di atas yaitu:

1) Kualitas mengajar seorang pendidik akan mengalami penurunan karena adanya beberapa hal yaitu; SDM yang tidak professional, rendahnya efesiensi internal sistem pendidikan, tuntutan yang semakin tinggi dalam berbagai bidang termasuk cara mengajar dan tuntutan ekonomi, dan lain-lain;

2) Krisis moral yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat menyebabkan seorang peserta didik tidak lagi dapat memahami dengan baik arti sebuah pendidikan yang baik bagi dirinya, karena adanya perkembangan dan kemerosotan moral dalam masyarakat. Hal ini memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap pembentukan moral peserta didik itu sendiri, akibatnya; banyak yang putus sekolah, tidak mau sekolah dan lebih memilih untuk bekerja mencari uang tanpa peduli kepada pendidikan dan masa depannya, yang penting bisa hidup dan mendapat uang.

Dengan melihat realita yang terjadi akibat dari krisis moral yang terjadi dalam lingkungan masyarakat dan keluarga serta diri sendiri, maka dapat ditarik kesimpulan dua contoh kasus yang nyata dalam dunia pendidikan yaitu:

· Menurunnya kualitas pendidik dan SDM yang tidak professional.

· Peserta didik yang tidak sekolah; putus sekolah.

Kasus putus sekolah atau tidak mau sekolah bagi seorang peserta didik, tentunya disebabkan oleh kurangnya kesadaran yang benar tentang makna pendidikan dan penerapan pendidikan yang baik dalam diri peserta didik itu, yang berakar dari krisis moral yang dialami oleh peserta didik itu sendiri. Sehingga banyak peserta didik yang putus sekolah bahkan ada yang memilih untuk tidak mau sekolah. Tilaar mengatakan bahwa, “Menurunnya moral peserta didik disebabkan perubahan hidup, menyebabkan longgarnya ikatan-ikatan moral kehidupan yang mempengaruhi pula kehidupan generasi muda. Pembinaan etnik dan moral generasi muda haruslah di mulai dari keluarga, di dalam sekolah/di dalam masyarakat.”

Dua kasus dalam etika pendidikan yang terjadi menyangkut krisis moral baik pada pendidik maupun peserta didik sendiri, pemerintah memberikan perhatian penuh terhadap penyelesaian kasus pendidik dan peserta didik itu sendiri. Penyelesaian kasus krisis moral yang merupakan bagian dari etika pendidikan adalah:

Ø Sertifikasi Guru

“Sesuai dengan Pasal 5 Permendiknas No. 39 Tahun 2009, maka paling lama sejak ditetapkan peraturan tersebut, Pemerintah Kabupaten/Kota diwajibkan telah melakukan penataan guru. Tujuan pemberian sertifikasi ini, untuk penataan kembali profesi seorang guru sehingga benar-benar memperhatikan kualitas dan profesionalisme dalam mengajar.

Ø Sekolah Gratis (Bukan pendidikan gratis).

Walaupun rakyat mendapatkan pendidikan gratis, selama paradigma pendidikan yang digunakan masih paradigma pendidikan yang sudah tidak tepat, maka prestasi menciptakan sekolah gratis menjadi sia-sia. Ini seperti memberikan BBM gratis pada semua orang, namun BBM yang diberikan tidak sesuai dengan kriteria mesin, sehingga pada akhirnya justru merusak. Selama cara berpikir kita tentang status guru, murid, dan peran orang tua dalam pendidikan belum berubah, selama itu pula dunia pendidikan kita terpuruk. Akibatnya generasi masa depan bangsa ini menjadi generasi yang tidak kompetitif, korup, dan alergi pada perubahan. Wajah pendidikan kita pun tidak berubah. Sekolah gratis menjadi sia-sia, jika paradigma yang digunakan di dalam pendidikan masih menggunakan paradigma lama. Inilah yang harus menjadi perhatian bersama, sehingga dari paradigma baru akan melahirkan sebuah pemahaman yang mampu membentuk dan memperbaiki krisis moral yang terjadi di dalam lingkungan pendidikan.


Kesimpulan:

Etika pendidikan merupakan sebuah proses pendidikan yang berlangsung secara etis dan terus-menerus dalam kehidupan seseorang melalui pengajaran dan penekanan terhadap etika itu sendiri. Dalam dunia pendidikan, jika dikaitkan dengan etika maka dapat dibangun sebuah pemahaman yaitu etika pendidikan berdasarkan pada sebuah kajian nyata bahwa manusia harus melakukan sesuatu dalam tindakan yang beretika, termasuk di dalamnya proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Proses pendidikan harus dijalankan dengan etika yang baik dan benar, karena pendidikan bukan saja berbicara dari sisi penanaman nilai yang baik melalui pembelajaran tetapi juga berbicara dari sisi penerapan etika baik kepada pendidik maupun peserta didik. Kenyataan yang ada bahwa terjadi kesenjangan antara penanaman nilai-nilai yang baik dan benar di sekolah dalam proses pendidikan, namun di masyarakat sebagai lapangan pendidikan tempat mempraktikkan pendidikan tidak memberikan nilai-nilai etika yang benar dalam dunia pendidikan. Misalnya, di sekolah diajarkan tentang hal yang baik dan benar, tetapi di rumah atau lingkungan di mana peserta didik itu ada selalu memberikan teladan yang tidak baik, sehingga dilema ini memberikan krisis pada moral. Dari generasi ke generasi pengaruh ini akan terus berlangsung dan menghasilkan kerusakan moral bagi generasi selanjutnya, termasuk juga di dalamnya pendidik. Mengatasi krisis moral dalam dunia pendidikan, maka pemerintah memberikan jalan pemecahan terhadap masalah tersebut, dengan mengadakan dan meningkatkan pendapatan guru melalui sertifikasi bagi yang telah memenuhi persyaratan, kemudian bagi murid adanya sekolah gratis yang memungkinkan pemerataan pendidikan, dengan salah satu tujuan inti adalah untuk memperbaiki krisis moral yang terjadi dalam dunia pendidikan.


Tugas

Baca materi, setelah itu buatlah rangkuman untuk dipelajari. Aploud hasil tugas lewat link yang disediakan

42 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page