top of page
simriyabestasuib

Pertemuan 6. Menyikapi penderita HIV/AIDS

Gereja sudah menyadari HIV/AIDS adalah ancaman bagi kehidupan dan persekutuan manusia. Atas dasar itu, gereja harus memberi respons terhadap fenomena itu. Artinya, respons gereja adalah simpati, perubahan sikap dan merawat.

Ada dua dasar teologis yang sangat fundamental yang mendasari iman kita, yakni teologis penciptaan dan penebusan. Kita percaya bahwa Allah tidak hanya menciptakan langit dan bumi dan segala isinya, tapi juga tinggal bersama-sama ciptaan-Nya. Karena itu, doktrin penciptaan dan penebusan itu mengingatkan kita bahwa “antara Allah dengan kita tidak ada jarak”. Allah nampak dan tak nampak dalam persekutuan sesama manusia; Ia menyatakan dan menyembunyikan diri di antara manusia. Itu berarti, bahwa hubungan antara Allah dan manusia adalah kekal. Tapi, hubungan itu tidak meniadakan tanggung jawab kita dan juga tidak menghilangkan penderitaan manusia. Adakalanya Allah membiarkan penderitaan manusia (Yes. 54:7-8).

Luther menempatkan teologi salib sebagai kebalikan dari teologi kemuliaan Allah ; ia menekankan bahwa inkarnasi Allah tidaklah sesuatu yang abstrak. Dia tinggal diantara manusia lemah, manusia yang menderita HIV/AIDS. Allah menderita bersama mereka, dan pada waktu yang sama mentransformasikan penderitaan itu kepada sesuatu yang berarti. Salib menjadi berarti kebangkitan. Dalam teologi kebangkitan, kita melihat kematian sebagai suatu transformasi. Kematian pertama yang kita alami ialah “kematian” kita sendiri. Dengan demikian, kita ditransformasikan kepada bentuk yang baru, suatu bentuk yang menerima, dimana kematian dan segala yang dianggap tabu dapat menjadi jalan menyelamatkan kehidupan. Hukum dipenuhi sehingga kita dapat memberitakan Injil dan kehidupan, dan memperbaiki peranan kita di dalam misi Allah.

Dengan demikian kita harus saling menerima tanpa syarat. Apabila kita menerima kenyataan bahwa semua orang adalah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah, dan kita diselamatkan hanya oleh anugerah Allah di dalamYesus Kristus yang kita terima melalui iman, kita tak akan melakukan diskriminasi terhadap orang-orang yang terjangkit HIV/AIDS.

Gereja adalah persekutuan orang-orang percaya. Gereja mengambil beberapa tindakan serta sikap dalam memerangi dan menghambat semakin meluasnya HIV/AIDS, antaralain:

1. Mempromosikan kebersamaan dalam informasi untuk memberikan keterangan yang benar dan jelas tentang AIDS

2. Terbuka terhadab AIDS sehingga gereja menunjukan kesiapan dalam kasih, penerimaan dan dukungan kepada orang-orang penderita AIDS, sehingga kerentanan penularan AIDS dapat teratasi.

3. Bersama masyarakat (orang tua) dapat memberikan pendidikan seks yang benar dan tepat, guna mengurangi dekadensi moral khususnya pada diri anak-anak mereka maupun orang lain, dalam sakralitas seksual;

4. Semakin meningkatkan “suara nabiah”-nya di tengah-tengah kehidupan masyarakat, baik dalam khotbah-khotbah, maupun dalam buku-buku atau renungan-renungan siraman rohani.






Catatan:

Setelah catat materi ini foto dan kirim melalui nomor WA guru Mata Pelajaran Etika Kristen. ( 085338379978)

Tuhan Yesus Memberkati

37 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page