Kloning manusia merampas hak dan kedaulatan Allah, dan bisa menimbulkan manusia tidak lagi mengakui Tuhan di dalam hidupnya. Manipulasi pada jaringan somatik manusia hanya diperbolehkan untuk pengobatan. Kloning tidak perlu dilarang secara absolut, karena dalam berbagai aspek dapat digunakan untuk kepentingan manusia dan alam. Namun, tidak boleh dibebaskan secara absolut, karea kloning mengandung resiko-resiko tertentu yang dapat membahayakan eksistensi manusia dan alam. Tegasnya, kloning jenis terapeotik diijinkan karena bertujuan untuk membantu/menolong manusia, namun kloning jenis reproduksi dilarang secara tegas oleh WHO
Menurut etika Paulus untuk menciptakan atau melakukan sesuatu perlu didasarkan atas 4 landasan etis Kristiani, yaitu:
1. Apakah sesuatu yang dilakukan/diciptakan itu berguna, sebab tak semua yang dilakukan itu berguna,
2. Semua yang kita lakuan itu harus membangun
3. Hendaknya jangan menjadi batu sandungan, artinya bila kloning menjadi batu sandungan maka sebaiknya jangan dilakukan.
4. Hendaknya dilakukan karena dimotivasi oleh kasih (1 Kor. 13-13).
Jika ditinjau dari sudut hukum maka teknik kloning pada manusia masih memerlukan pengkajian lebih dalam. Hal tersebut didasarkan atas kenyataan bahwasl kloning somatic adalah turunan sempurna secara genetik dari sel yang dikloning. Dengan demikian timbul pertanyaan mengenai hak waris dan hubungan kekeluargaan manusia kloning itu.
Fakta yang berkembang setelah Dr Wilmut berhasil dengan klon Dolly, ada sepasang suami isteri pernah meminta Wilmut untuk mengklonkan anak perempuan mereka yang mengidap penyakit leukimia. Tujuan adalah bocah hasil pengklonan itu bisa mendonorkan sebagian sum-sum tulangnya untuk memulihkan saudara kembarnya.
Dari fakta di atas, dapat diambil suatu gambaran, bahwa melalui kloning manusia diberikan tawaran atau peluang untuk menciptakan manusia lain tanpa melalui proses yang sebenarnya. Dngan demikian manusia akan mulai berpikir bahwa mereka dapat melampaui kuasa Allah dalam penciptaan. Padahal di dalam Kejadian dikatakan, pennciptaan manusia bertujuan untuk berkembangbiak dan memelihara bumi (Kej.1:28). Karena itu menurut Alkitab penciptaan manusia berdasarkan Allah menjadikn manusia menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 1:26-27). Kesegambaran Allah dengan manusia mencakup kualitas moral dan spiritual serta proses adanya keturunan adalah melalui hubungan seksual antara suami ister (Kej. 4:1, Rut 4:13).
Catatan:
Setelah catat materi ini foto dan kirim melalui nomor WA guru Mata Pelajaran Etika Kristen. ( 085338379978)
Tuhan Yesus Memberkati
Comments