Zaman Bapa-bapa Gereja/ Patristik (abad I - V):
a. Zaman Bapa-bapa Gereja/ Patristik (abad I - V) Alkitab diterima sebagai pedoman utama kekristenan yang berotoritas. Pada masa itu pemikir-pemikir Kristen berpendapat bahwa setelah Allah memberikan wahyu kepada manusia, mempelajari filsafat Yunani adalah kesia-siaan bahkan berbahaya.
Tokoh-tokoh: Policarpus (69-155), Yustinus Martir (150), Irenaeus, Clement dari Alexandria, Tertulianus. Athanasius,Gregory dari Nanzianzus Gregory dari Nyssa: sintesa ajaran Kristen dengan filsafat Yunani, tanpa mengorbankan kebenaran Alkitab.Aurelius Augustinus : Ajaran kasih karunia Allah.
Bapak gereja yang pemikirannya paling berpengaruh pada abad pertengahan adalah: 1. Aurelius Augustinus. Ajarannya tentang kasih karunia Allah telah mendasari gerakan reformasi
2. Martin Luther di abad pertengahan. Ia menulis ‘Confesiones’ (Pengakuan), ‘De Civitate Dei’ (kota Allah), dan Trinitas. Pemikirannya sangat dipengaruhi oleh ajaran Neo-Platonisme, namun ia tetap berpegang teguh pada Alkitab sebagai Firman Allah.
b. Zaman Skolastik – Abad Pertengahan (abad V – XV) Sampai abad XII, institusi-institusi pendidikan di Eropa berada di bawah kekuasaan gereja dan biara. Kemudian lambat laun mereka mulai melepaskan diri dari dominasi gereja dan secara perlahan menunjukkan otonominya. Contoh : Universitas Salerno (dekat Napoli) merupakan universitas pertama yang didirikan untuk studi kedokteran. Universitas Paris dan Bologne di bidang Hukum. Di Inggris dibuka universitas Oxford (1170) dan Cambridge (1209). Di Jerman berdiri juga universitas Vienna (1366) dan Heidelberg (1386).
Dengan suasana pendidikan yang lepas dari pengawasan kaum rohaniawan, maka mulailah muncul berbagai persoalan yang menyangkut iman Kristen dan ilmu pengetahuan. Dari universitas-universitas ini muncul tokoh-tokoh dunia yang sangat mempengaruhi zaman.
Anselmus (Uskup dari Canterburry) dengan pandangannya yang ortodok dan diikuti gereja waktu itu, ia mencanangkan semboyan ‘Credo ut Inteligam’ artinya “Aku percaya agar aku mengerti”. Melalui semboyan ini, ia menegaskan kepercayaannya kepada pernyataan Tuhan yang diajarkan gereja, dan ia berusaha menjelaskan pasal-pasal kepercayaannya itu, sehingga dapat dimengerti dan diterima kebenarannya secara rasio.
Petrus Abaelardus, membalikkannya dengan berkata “Aku mengerti agar aku percaya”. Ia memperkenalkan metode keraguan. Ia mengatakan, “dengan meragukan kita mulai mencari dan dengan mencari kita sampai pada kebenaran”. Dalam bukunya yang terkenal ‘Sic et Non’ (Ya atau Tidak), Abaelardus memadukan beberapa pendapat ajaran Kristen yang bertentangan dengan cara pendekatan dialektika dan logika. Pemikiran ini kemudian berkembang dan diteruskan oleh Petrus Lombardus (1160), yang dikenal sebagai Guru Pemerian.
Thomas Aquinas berusaha memadukan rasio dan iman, serta filsafat Aristoteles dan teologi Agustinus. Ia menulis Summa Theologiae sebagai karyanya yang terbesar, berisi penjelasan iman Kristen secara sistematis.
John Wycliffe (1384) dengan semangat reformasi diam-diam menerjemahkan Alkitab dari bahasa Latin (Vulgata) ke dalam bahasa Inggris dan membagikannya, dengan tujuan agar Alkitab dapat dibaca di luar tembok gereja. Teladan Reformasi Wycliffe (1384) diikuti oleh Yohanes Hus (1415) Sebagai dosen dan imam, penterjemahkan Alkitab dari bahasa Latin (Vulgata) ke dalam bahasa InggrisYohanes Hus. Hus menentang arogansi dan keduniawian para rohaniawan gereja. Ia menegaskan hanya Kristus sajalah Kepala Gereja, dan hanya Allah yang dapat mengampuni dosa. Ia dituduh menyebarkan ajaran sesat, dan dihukum mati dengan dibakar hidup-hidup.
Kesimpulan:
Pada era Skolastik telah terjadi kebangunan besar para mahasiswa/ kaum intelektual yang berusaha mencari dan memahami kebenaran Firman Tuhan dengan akal budi/ nalar mereka. Sebagian mereka tidak lagi mengutamakan iman kepada Kristus sebagai dasar untuk memahami kebenaran, namun ada juga di antara mereka yang masih tetap berpegang teguh pada iman sejati
Tugas
Baca materi dan buat rangkuman untuk dipelajari. setelah itu kirim hasil belajar melalui WA guru mata Pelajaran
Comments